Desain Arsitektur Rumah Gadang Minangkabau

Minggu, 07 Agustus 2011

Arsitektur rumah tradisional di sepanjang pantai barat Sumatera memperlihatkan pergeseran unik. Jika diurut dari Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, hingga ke Sumatera Barat, bentuk atap rumah itu berubah: dari mendatar, agak melekuk, sampai melengkung sekali.
Pemandangan itu menarik perhatian kami saat menyusuri kawasan pantai barat Sumatera dengan perjalanan darat, awal Mei lalu. Bangunan tradisional itu terbuat dari kayu tenam atau meranti atau ulin. dengan struktur berbentuk panggung. Sebagian rumah masih utuh.
desain-arsitektur-rumah-gadang-minangkabau
Kita mulai saja dari Liwa, Lampung Barat. Rumah tradisional di kawasan ini berbentuk datar dan terdiri dari empat sisi: bagian depan, belakang, samping kiri, dan samping kanan. Wuwungan atau bagian lancip atap terbentang lurus dari kiri ke kanan.
Atap itu terbuat dari seng. Selain enteng, bahan ini juga bisa menahan dingin udara pegunungan. ”Atap lurus pas untuk melindungi penghuni rumah dari panas dan hujan. Bobotnya juga ringan,” kata Aspawi (47), pemilik rumah tradisional di kawasan Batu Berak yang didirikan tahun 1970.
Di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, bangunan rumah tradisional masih mirip dengan bangunan di Liwa. Hanya saja, atap rumah mulai agak melekuk meski masih landai. Bentuk serupa terdapat pada rumah di Jambi, seperti di kawasan Kerinci. Bedanya, lekukan atap itu tidak lagi melandai, tetapi agak lebih cekung.
Tiba di Sumatera Barat, garis atap rumah memang melengkung lebih tajam. Bentuk paling dramatis terlihat pada rumah gadang, bangunan tradisional untuk keluarga besar dalam budaya Minangkabau. Atapnya membentuk garis setengah lingkaran.
Pada dua sisi kiri-kanan atap, pucuk atapnya dibuat meruncing (bergonjong). Atap ini bisa bertumpuk-tumpuk sesuai dengan jumlah ruangan yang dibentuk di bagian bawahnya.
Ambil contoh rumah gadang milik Syahrial (68) di Koto Pulai, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Bangunan ini telah berusia lebih dari 100 tahun, tetapi bentuknya masih utuh. Hanya kap atapnya yang berubah dari ijuk menjadi seng.
Menurut Syahrial, atap melengkung itu teknik bangunan warisan nenek moyang zaman dulu. ”Lengkungannya mirip lekukan tanduk kerbau,” katanya.

Desain Arsitektur Minangkabau Berguru Pada Alam

Ada apa sebenarnya yang terjadi di balik perubahan bentuk atap di pantai barat Sumatera itu?
Menurut pengamat arsitektur dan desain dari Universitas Negeri Padang, Heldi, perubahan pola atap rumah itu hasil warisan budidaya masyarakat tradisional dalam merespons kondisi alam, flora fauna, dan perilaku manusia. Bentuk itu terus disempurnakan selama berabad-abad sampai menemukan wujudnya sekarang.
”Bentuk lengkungan itu punya nilai simbolik sekaligus fungsional,” katanya.
Secara simbolik, lengkungan atap seperti rumah gadang di Sumatera Barat kerap diyakini mirip bentuk tanduk kerbau atau rebung alias bambu muda. Ada juga yang merujuknya pada bentuk layar kapal. Jika tanduk kerbau dan rebung berkaitan dengan budaya pertanian, bentuk kapal mencerminkan budaya merantau.
”Semua itu merefleksikan upaya meniru lingkungan dan alam sekitar. Ini sesuai dengan semangat jargon lama, alam takambang jadi guru atau alam itu terbuka menjadi guru,” papar Heldi.
Lengkungan yang lebih landai seperti di Sumatera Selatan dan Jambi diperkirakan mengacu pada bentuk pepohonan atau gunung. Bentuk datar pada rumah di Lampung menggambarkan bentangan tali dari dahan ke dahan saat nenek moyang dulu membangun tenda sederhana di hutan.
Secara fungsional, lengkungan itu juga punya fungsi penting. Semakin meruncing ujung atap, semakin cepat air hujan turun ke bawah. Dengan demikian, atap tak menerima beban massa air yang berat saat hujan. Rongga atap yang menjulang tinggi menciptakan renggangan yang mendorong sirkulasi udara dalam rumah lebih lancar.
Menurut pengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Bung Hatta Padang, Eko Alvares Z, atap rumah di Sumatera itu sangat khas tropis karena bisa melindungi orang dari panas dan hujan yang datang sepanjang tahun. ”Sudut atap yang besar, teritisan yang lebar, dan bentuk rumah panggung dibutuhkan untuk menghindari kelembaban lantai,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Klik Minang.Com © 2011 |Alamat Jl. Kampus Unand No.17 Kepalo Koto, Pauh Padang, Sumbar| Designed by RDJ